Cerdas Menganalisis Informasi di Media Sosial
Berikut Hal Yang Perlu Diperhatikan Pembaca Sebelum Membaca Berita Di Media Sosial
Penulis: Ricardus Jundu Editor: Florida N. Kabut
Pikiran.pikiRindu - Cerdas membaca informasi adalah keharusan di era digital.
Ketika masyarakat sudah mampu untuk melek media dengan cerdas maka sangat penting untuk menyadarkan masyarakat tentang memilah dan memahami informasi yang sering dibagikan lewat media sosial seperti facebook, whatsapp, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan informasi, perlu diketahui bahwa tidak semua informasi adalah berita. Berita diartikan sebagai cerita atau keterangan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat.
Peristiwa hangat tentang apa saja bisa diberitakan oleh siapa saja melalui media apa saja.
Informasi yang disajikan mengenai peristiwa yang lagi hangat bisa mempengaruhi masyarakat secara positif maupun negatif.
Pengaruh positif atau negatif informasi tergantung maksud dan tujuan penulis dalam menulis informasi.
Oleh karena itu, sebagai pembaca yang cerdas kita harus bisa memilah informasi yang benar (bukan hoax).
Informasi dapat disajikan melalui gambar, voice, video, dan tulisan tergantung media (koran/majalah, radio atau televisi) yang digunakan.
Informasi dalam bentuk berita yang baik harus memenuhi unsur 5 W 1 H. Selain itu, hal lain yang harus diperhatikan yaitu keaslian dan kebenaran informasi (hoax atau bukan).
Jika tidak berhati-hati, maka kita sebagai pengguna media informasi elektronik bisa terinfeksi informasi hoax dan menyebarkannya juga ke berbagai media sosial.
Pembaca terkadang tidak menyadari ketika membaca informasi hoax, dia hendak dimanfaatkan oknum tertentu secara tidak langsung untuk keuntungan pihak tertentu.
Dampaknya yaitu bisa terjerat pelanggaran Undang - Undang penggunaan IT karena terlibat dalam menyebarkan informasi hoax kepada publik.
Permasalahan yang sering dilakukan oleh pembaca yang belum cerdas yaitu membaca informasi hanya dilihat dari judulnya saja.
Kebanyakan pembaca pada akhirnya terprovokasi oleh judul yang dibuat penulis tanpa membaca secara detail isi dari informasi yang ada.
Pembaca dengan mudah terpancing dan langsung menanggapinya dengan berkomentar dan membagikannya di jejaring sosial. Kebiasaan pembaca seperti ini bukan merupakan pembaca yang cerdas.
Pembaca yang cerdas tentunya membaca semua isi informasi dan mencermatinya dengan baik.
Pembaca juga tidak cermat melihat alamat situs informasi yang dibagikan melalui media sosial.
Ironisnya, pembaca malah langsung membagikannya melalui akun media sosialnya dan berakibat memperpanjang penyebaran informasi hoax.
Berdasarkan informasi dewan pers, di Indonesia terdapat sekitar 43.000 situs portal berita dengan situs berita resmi tidak sampai 300 situs.
Informasi ini menunjukkan bahwa ada puluhan ribu situs penyedia informasi yang tidak resmi dan berpotensi menyebarkan hoax.
Dengan demikian, pembaca harus jeli dan rajin mencari tahu legalitas setiap situs di internet agar tidak salah langkah dalam membagikan informasi kepada sahabat melalui jejaring sosial.
Keaslian informasi juga terkadang diabaikan pembaca. Sebenarnya, keaslian informasi bisa ditelusuri dengan melihat fakta dan mencermati berbagai foto atau gambar dan video yang ada di berbagai situs.
Setidaknya, pembaca bisa meragukan fakta dalam informasi melalui gambar atau foto yang diselipkan dalam situs ketika mencurigai ada bagian tertentu yang dirasa janggal.
Jika pembaca ragu akan kebenaran informasi maka sebaiknya pembaca mengecek kebenarannya terlebih dahulu dengan membandingkan informasi yang sama dari situs lainnya.
Analisis keaslian foto atau gambar dapat dilakukan pembaca melalui situs pencarian google dengan cara drag-and-drop ke kolom pencarian google images.
Berbagai gambar yang serupa akan muncul dan pembaca bisa langsung membandingkan berbagai gambar yang sama dan mengecek keaslian gambar.
Oleh karena itu, jadilah pembaca yang cerdas memilah informasi dari berbagai layanan situs yang ada di media elektronik.
Kita tidak boleh menyebarkan informasi yang belum kita ketahui dengan pasti kebenarannya lewat jejaring sosial.
Seharusnya, kita melaporkan kepada pihak yang berwenang jika kita menemukan keberadaan informasi hoax dan konten porno sehingga dapat meminimalisir penyebaranya ke banyak pengguna media sosial lainnya.
Cerdaslah dengan memperhatikan berbagai aspek penting dari informasi seperti judul, isi, foto, dan video yang terdapat pada situs penyedia informasi serta tidak ikut membagikan informasi yang teridentifikasi hoax lewat jejaring sosial. (Red.pikiRindu)
Penulis adalah dosen di Unika Santu Paulus Ruteng