Ide Cerdas: Tanam Jagung Panen Sapi, Bisa?
Ilustrasi: jagung dan sapi (foto: dokumen pribadi) |
Kreatif.pikiRindu- Ide tanam jagung memanen sapi ini memang membingungkan apabila ditafsir lurus-lurus.
Kali ini, penulis coba mengurai maksud ide cerdas ini agar mudah dipahami.
Dalam sistem pertanian pada umumnya yang diterapkan petani yaitu tanam jagung lalu panen jagung serta tanam padi lalu memanen padi, seperti dalam lagu weri woja ako woja, weri latung bok latung.
Sistem seperti itu tentunya sudah mendarah daging dalam sistem pertanian orang Manggarai pada umumnya. Secara ekonomis tentunya menguntungkan dan memberikan manfaat yang besar bagi kehidupan petani dan juga kehidupan masyarakat pada umumnya.
Kalau kita kaji lebih dalam lagi, petani akan lebih mendapatkan keuntungan yang lebih besar lagi ketika kebiasaan lama itu dirubah atau diganti ke kebiasaan baru.
Kenapa dirubah? Alasannya karena petani hanya mendapatkan keuntungan hanya dari satu aspek saja yaitu jagung atau padi saja. Berbeda dengan kebiasaan baru dari ide cerdas ini.
Jika petani menggunakan konsep tanam jagung panen sapi maka keuntungan petani bisa diperoleh dari jagung dan sapi.
Begini ceritanya.
Konsep tanam jagung panen sapi ini sejalan dengan konsep ekologis dimana menjalankan sistem pertanian dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan secara alamiah.
Sederhananya begini, Ketika petani menanam jagung, maka setelah jagung dipanen, daun jagungnya bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak seperti sapi. Kotoran sapi digunakan kembali sebagai pupuk kompos untuk menyuburkan tanah yang akan digunakan untuk menanam jagung kembali.
Bahasa ilmiahnya, konsep mutualisme. Ketika petani menggunakan konsep mutualisme seperti itu, maka petani mendapatkan keuntungan dari penjualan jagung dan sapi secara bersamaan. Itu pasti lebih menguntungkan petani, bukan?
Ide ini memang lagi digencarkan oleh pemerintah di kalangan petani karena akan berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi para petani itu sendiri.
Keuntungan lainnya yaitu mengurangi kerusakan lingkungan sebagai akibat penggunaan pupuk buatan secara berlebihan.
Petani memang harus dilatih dengan penerapan sistem yang baru ini agar petani bisa memiliki pemahaman awal berkaitan dengan maksud dan tujuan dari ide tersebut.
Dorongan pemerintah dan stakeholder lainnya juga sangat perlu karena para petani juga membutuhkan pendampingan dari berbagai pihak yang lebih tahu tentang itu.
Pendampingan para petani menjadi penting karena apabila petani mengalami kendala teknis maka mereka memiliki tempat untuk berkonsultasi.
Dengan demikian, para petani yang diharapkan menerapkan ide cerdas dari pemerintah tidak dibiarkan berjalan sendiri karena dalam setiap penerapan program sudah tentunya akan mengahadapi banyak tantangan dan di situlah peran pendamping bagi para petani.
Ketercapaian program itu sendiri membutuhkan kerja sama berbagai pihak, baik petani, pendamping, pemerintah, dan stakeholder lainnya.
Semoga tulisan berbagi ini bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi para petani.
Penulis: Ricard Jundu
@Red.pikirindu