Persatuan Mahasiswa Kolang Pada Sabtu Suci Mengiringi Kebangkitan Kristus Di Paroki Ranggu
 |
| Ilustrasi kebangkitan Kristus (Foto: dokumen pribadi) |
Labuan Bajo, pikirindu.com- Paskah di Ranggu berbeda kali ini. Selama 2 tahun pandemi covid-19 membuat banyak hal tidak berjalan normal.
Momen paskah selama 2 tahun itu pun hanya bisa dijalani secara virtual saja. Kali ini, kita harus bisa beradaptasi dengan kondisi pandemik dan menjalani hidup dengan kebiasaan baru sehingga perayaan paskah tahun 2022 ini bisa dilakukan tanpa melalui virtual lagi.
Paskah pertama dengan kebiasaan baru di paroki Ranggu, umat berdatangan secara perlahan sebelum mulai perayaan ekaristi. Dulu sebelum pandemik, senyuman umat ketika memasuki gereja sangat jelas terlihat dari setiap raut wajahnya, dari yang kecil sampai paruh baya. Sekarang, senyuman mereka sudah tertutup masker karena seperti itulah kebiasaan baru itu.
Kemeriahan perayaan ekaristi tentunya tidak pudar dengan kebiasaan baru itu. Umat akhirnya bisa mengikuti perayaan paskah dengan baik di gereja paroki Ranggu.
Gereja yang dikelilingi bukit-bukit yang menjulang tinggi, akhirnya mulai sulit dijangkau oleh pandangan mata karena bumi di Ranggu sudah mulai gelap.
Sebelum Ranggu gelap, bukit-bukit yang menjulang tinggi itu tertutup oleh kabut dan buminya dibasahi oleh air hujan.
Langit biru pun tak nampak lagi dan langit dipenuhi bintang-bintang.
Terdengar suara dari luar gereja "Terang Kristus" sungguh membuat bulu kuduk berdiri secara perlahan.
Wajah gembira umat sungguh nampak jelas dari balik cahaya lilin yang menyala dalam kegelapan itu. Kasih Tuhan memang sungguh menyertai umat paroki Ranggu di tahun 2022 ini.
Umat paroki Ranggu sungguh yakin bahwa Kristus sungguh bangkit saat itu dan membawa mereka pada kebangkitan hidup dalam cinta dan kebahagiaan.
Kehadiran mahasiswa Persatuan Mahasiswa Kolang (PMK) di perayaan paskah ini menambah kemeriahannya. Perayaan Sabtu suci tanggal 16 April 2022 kali ini memang berbeda dari 2 tahun belakangan ini.
Mata umat saat itu tertuju pada mahasiswa PMK di saat mereka mulai menyanyikan nyanyian yang menambah kemeriahan perayaan itu.
Umat sungguh tidak tahan untuk bertepuk tangan setelah lagu post komuni selesai dinyanyikan oleh anggota kor mahasiswa PMK. Mereka memuji dan bersyukur karena asistensi paskah mahasiswa PMK ini sungguh menambah kemeriahan perayaan ekaristi sabtu suci ini.
Ada 3 orang dirigen yaitu Elvy, Titin, dan kaka Yati yang piawai menggerakkan tangan menggiring paduan suara agar tertata dengan rapih dan menghasilkan bunyi yang merdu membuat nuansa saat itu semakin meriah.
Iringan musik yang begitu merdu dari kaka Hiro Paku, guru SMA Negeri 1 Cibal, membuat nyanyian itu semakin menggiring umat pada kebahagiaan dan kedamaian paskah dalam perayaan ekaristi kudus itu.
Ada juga tarian mahasiswa PMK saat lagu kemulian, persembahan, dan kudus. Tentunya, tarian itu sungguh memuliakan momen kebangkitan Kristus dalam perayaan ekaristi sabtu suci, sekaligus mendukung warisan budaya leluhur.
Pesan pater Kletus Nenga, SVD saat homili juga sangat menyentuh, katanya, orang yang senang dengan kegelapan pasti tidak menyukai terang dan orang yang menyukai terang pasti tidak menyukai kegelapan.
Setelah selesai misa, ketua PMK, Yohanes Jehalu, mengatakan bahwa tidak sia-sia mereka mempersiapkan diri sebelum ke Ranggu dan tidak sia-sia juga pengorbanan waktu, tenaga, dan materi yang telah mereka keluarkan. Semua itu tak sebanding dengan hasil penampilan mereka dalam mengiring perayaan melalui nyanyian yang merdu.
Secara khusus Yohanes Jehalu menyampaikan terima kasih kepada kaka Yati Kabut, kaka Hiro Paku, dan kaka Ricard Jundu karena sudah memotivasi dan mendampingi organisasi PMK selama latihan di Ruteng.
Asistensi di paroki Ranggu membuat suasana paskah terasa berarti bagi mahasiswa PMK dan juga umat paroki Ranggu.
Semoga kebangkitan Kristus sungguh membangkitkan kehidupan kita semua.
@Red.pikiRindu
