Beginilah Cara Kota Ruteng Menghibur Dirinya Sendiri
Foto suasana festival kuliner kota Ruteng pada Kamis, 13 Oktober 2022 |
Melawan Dinginnya kota Ruteng
Imajinasi.pikiRindu- Ruteng termasuk salah satu kota yang paling dingin di Indonesia. Jalan-jalan di malam hari menjadi perjalanan yang sulit bagi penduduknya.
Malam hari menjadi saat yang paling dingin di kota Ruteng. Biasanya saat matahari mulai tenggelam di ufuk barat, dingin pun mulai membungkus kotanya.
Masyarakatnya kemudian bersembunyi di dalam rumah dan mendekat ke perapian sehingga dingin itu bisa ditepis.
Jalanan di kota seakan tidak memiliki tuannya. Sepi. Hanya ada beberapa saja kendaraan yang melintas, mungkin karena terpaksa mereka melintasi jalan-jalan sepi itu.
Butuh mental melawan dinginnya kota. Walaupun ada banyak bintang di langit kota, itu tak cukup menghangatkan badan yang sudah dilapisi jeket berbulu coklat tebal.
Namun, beberapa hari ini, kota Ruteng menjadi kota yang berbeda. Banyak orang berkumpul di pusat kota, tepatnya di lapangan Motang Rua. Mereka berkumpul, duduk, di atas kursi-kursi yang berjejeran.
Di tangan mereka sambil memegang secangkir kopi dan ada juga yang sedang mencicipi jajanan yang tampaknya lezat jika dicicipi.
Ada juga yang duduk melingkar di bawah tenda kecil sambil bergurau dan bercanda. Tampaknya mereka bahagia sekali.
Apa yang membuat mereka berkumpul?
Rasa penasaran pun muncul dan tiba-tiba, spontan keluar dari mulut pertanyaan "apa yang membuat orang-orang ini berkumpul di sini? Lalu, seorang bapa paruh baya juga spontan menjawab "ada festival kuliner".
Baca Juga:. Pikiran Terjebak di Rumah Wunut Saat Pulang
Wah, pantasan saja banyak orang yang lagi berkumpul sambil mulutnya mengunyah berbagai makanan dengan begitu nikmatnya.
Semakin jauh kaki melangkah, semakin nampak bahwa memang benar ada festival kuliner. Ada banyak stan milik UMKM yang menempati deretan stan yang telah disiapkan.
Air liur semakin banyak tertahan di mulut karena ingin segera merasakan berbagai makanan milik pelaku UMKM itu.
Baca Juga: Jelang Natal 2021, Alasan Maria Kunjungi Elisabet Barulah Terkuak
Namun, kami harus tertahan sejenak di arena permainan anak-anak yang berisi permainan odong-odong. Hal itu karena si nona kecil ingin sekali naik odong-odong sambil mendengarkan lagu anak, balonku ada lima.
Sekitar 10 menit kami di tempat permainan anak-anak, saking lamanya menunggu, perut pun memberikan isyarat bahwa dia harus segera diisi. Kami pun melangkahkan kaki, sambil melihat berbagai usaha kuliner UMKM itu.
Oh iya, tidak hanya ada UMKM kuliner, ada juga deretan usaha yang menjual mainan anak-anak. Di situlah kami berhenti sejenak dan membelikan mainan untuk si nona kecil.
Baca Juga: Budak Paruh Waktu Di Tanah Pilihan
Dia bahagia sekali mendapatkan mainan yang sama seperti yang ada dalam video anak yang sering ditontonnya.
Setelah membeli mainan, kami melangkahkan kaki dan melihat ternyata ada juga UMKM yang menjual berbagai pakaian, sepatu, sendal, perhiasan, dan masih banyak lagi.
Terlintas dalam pikiran, "wah UMKM di kota Ruteng ternyata bertumbuh cepat. Buktinya para pelaku UMKM itu kebanyakan anak muda dan ada juga yang baru menyelesaikan pendidikan tinggi. Salut buat para pelaku UMKM yang kreatif ini."
Kami berhenti di suatu stan bakso untuk mengisi perut yang terus berbunyi dari tadi. Kami pun sama seperti yang lain, kemudian duduk dan mencicipi bakso untuk mengobati rasa lapar sekaligus menghangatkan tubuh yang terasa dingin.
Baksonya enak sekali, teman-teman juga wajib merasakannya. Selain bakso, ada juga yang menjual berbagai macam kue. Oh iya, untuk stan kue biasanya rame diburu pembeli sehingga kita harus antri untuk mendapatkan pesanan.
Baca Juga: Bahagia Setelah Sakitnya Luka
Setelah mencicipi bakso, kami pun berjalan lagi dan melihat berbagai macam kuliner lainnya. Berhenti, lalu membeli bakso dan sosis bakar.
Berjalan lagi dan menemukan ada juga yang menjual kebab, itu membuat rasa bergejolak hendak memakannya. Ah, nanti datang lagi saja biar bisa mencicipi semua makanan yang ada di setiap stan kuliner ini.
Maklum, duit yang ada tak cukup mampu membeli semuanya. Lain kali, harus menyiapkan duit yang cukup agar bisa menikmati berbagai kuliner malam ini.
Waktu menunjukkan pukul 20.00 Wita, kami memutuskan untuk kembali ke rumah karena alam semakin dingin.
Dalam perjalanan pulang, mata si nona kecil tertuju pada sebuah stan, di mana di situ ada beberapa anak yang lagi belajar menggambar. Si nona kecil sangat ingin singgah dan coba menggambar.
Kami pun singgah, si kecil kemudian memainkan kuas, mewarnai gambar kupu-kupu. Hampir sejam kami di situ karena menemani si nona kecil mewarnai. Dia bahagia sekali memainkan kuas itu dan tampak sekali keceriaan memenuhi parasnya yang cantik.
Bahagia sekali rasanya, melihat si nona kecil bergembira. Yah, walaupun jeket coklat tebalnya dipenuhi warna dari percikan kuas di tangannya.
Setelah mewarnai gambar, kami lalu pulang, menikmati angin dingin di atas motor yang sedang melaju menuju rumah.
Sampai di rumah, kami bercerita kembali tentang apa saja yang menyentuh di festival kuliner malam ini.
Baca Juga: Nilai Yang Pudar Dari Kota Kecil Ruteng
Tidak sia-sia kami memberanikan diri melawan dinginnya kota Ruteng malam ini. Kuliner yang ada sungguh membuat kami ketagihan untuk merasakan kembali di lain waktu.
Bagi pembaca yang belum sempat menikmati kuliner malam di Motang Rua, buruan merapat karena ada juga hiburan-hiburan lain yang menarik.
Jangan lupa untuk menikmati hiburan sambil meminum secangkir kopi dan mencicipi beberapa jajanan kue.
Usahakan teman-teman membawa uang yang cukup karena ada banyak hal yang bisa saja membuat anda akan mengeluarkan uang.
Salam dari kota Ruteng, kota penuh kenangan. Mari bersama, kita dukung UMKM di wilayah kita.
Penulis: Ricardus Jundu
Penulis merupakan orang yang suka jalan-jalan di pedalaman Flores - NTT. Penulis juga penyuka karya sastra dan seni, pegiat usaha mikro yang bergerak di ekonomi kreatif-bisnis digital dengan nama usahanya Flores Corner (naiqu, cemilan santuy, dan JND desain), serta pengajar di Unika Santu Paulus Ruteng. Hasil tulisan penulis sudah banyak dipublikasikan di berbagai media cetak dan online.
Editor: Florida Nuryati Kabut
@Red.pikiRindu