Calon Wisudawan Unika Santu Paulus Ruteng Dipersiapkan Menjadi Masyarakat Yang Inovatif, Adaptif, Dan Kolaboratif
Foto: Dr. Fransiska lagi memaparkan materi seminarnya (Sumber: panitia) |
Kontributor: Rudolof Ngalu, Editor: Ricard Jundu
Ruteng, pikirindu.com- Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng menghelat Seminar Nasional pada Kamis (10/11/2022).
Pelaksanaan seminar ini masuk dalam salah satu dari beberapa rangkaian acara wisuda untuk mempersiapkan calon wisudawan menuju masyarakat yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif.
Seminar ini mengusung tema “TRANSFORMASI SUMBER DAYA MANUSIA MENUJU MASYARAKAT YANG INOVATIF, ADAPTIF DAN KOLABORATIF.”
Seminar nasional yang berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Unika Santu Paulus Ruteng itu melibatkan tiga narasumber utama yaitu pertama, Ibu Dr. Fransiska Widyawati M.Hum, Wakil Rektor I Unika Santu Paulus Ruteng dengan topiknya “UNIKA Santu Paulus Ruteng Sebagai Center of Excellence dan Menjembatani Dunia Kerja."
Kedua, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng, Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah XV Kupang yang membawakan makalah berjudul “Kontribusi Pendidikan dalam Membangun Masyarakat yang Inovatif, Adaptif nan Kolaboratif."
Ketiga, Prof. Zantermans Rajagukguk, S.H,. M.M, Peneliti pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan, Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagakerjaan yang menyajikan materi bertajuk “Kontribusi Pariwisata dalam Membangun Masyarakat yang Inovatif, Adaptif dan Kolaboratif”.
Dalam seminar ini, pembicara pertama, 583 calon wisudawan, dan beberapa dosen hadir secara langsung di tempat kegiatan.
Pembicara kedua dan ketiga hadir secara virtual melalui aplikasi zoom meeting.
Dalam laporannya, Dr. Maximus Tamur, M.Pd., sebagai Koordinator Seminar nasional ini menyampaikan bahwa kemajuan dalam Revolusi Industri 4.0 saat ini melahirkan cara baru dalam menyelesaikan pekerjaan di berbagai sektor, seperti pendidikan, manufaktur, perbankan, jasa dan lain sebagainya.
“Dampak dari kemajuan ini terkait lansung dengan tuntutan dunia kerja. Karena itu, kematangan SDM yang inovatif, adaptif, dan kolaboratif sangat dibutuhkan dalam pelbagai bidang pekerjaan tersebut,” ujar Dr. Max.
Foto peserta seminar nasional |
Sementara itu, dalam sambutan pembukaan, Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Prof. Dr. Yohanes S. Lon, M.A mengajak para calon wisudawan untuk bersiap diri menghadapi paradoks Era Disrupsi pada Revolusi Industri 4.0.
“Era disrupsi menciptakan paradoks, dia menghancurkan sesuatu yang mapan dan memberikan ancaman baru, namun di sisi lain menciptakan cara-cara kreatif yang tak pernah terpikirkan sebelumnya dalam memberikan solusi terhadap masalah-masalah sosial kemanusiaan. Titik-titik paradoks ini menjadi peluang bagi akademisi untuk mengkajinya secara cermat agar menemukan inovasi-inovasi yang bertujuan meminimalisir dampak negatif dan sebaliknya memaksimalkan dampak positif bagi kehidupan,” terang Prof. John.
Prof John juga mengajak calon wisudawan untuk memanfaatkan kehadiran dan keahlian para narasumber dengan baik.
“Kita bersyukur bahwa hari ini kita memiliki narasumber yang tepat, mumpuni dan sangat berpengalaman. Mari kita manfaatkan kehadiran dan kepakaran narasumber agar pertemuan ini menjadi momoen perubahan yang bermakna dalam perjalanan akademis kita,” tegas Prof. John.
Baca Juga: Prodi Pendidikan Matematika Unika Santu Paulus Ruteng Selenggarakan Kegiatan KNMIPA
Pada sesi presentasi makalah, Dr. Fransiska Widyawati M.Hum sebagai narasumber pertama menyatakan bahwa momen wisuda adalah momen tranformasi yang harus dimaknai dengan benar.
“Wisuda adalah gerbang dan langkah awal bertransformasi dari dunia belajar ke dunia lain. Life starts after graduation. Masuk dalam dunia “sesungguhnya”. Dunia kerja, dunia masyarakat atau dunia akademis lebih tinggi,” jelas Dr. Fransiska.
Karena itu, ia meminta para wisudawan agar memanfaatkan semua hal yang telah diperoleh di bangku kuliah untuk menentukan target dan merumuskan visi ke depan yang jelas demi masa depan yang lebih baik.
Narasumber kedua, Prof. Dr. Adrianus Amheka, S.T., M.Eng menjelaskan tuntutan yang harus dipenuhi oleh lulusan perguruan tinggi di tengah peluang dan tantangan pada era digital demi menyiapkan generasi unggul Indonesia Emas 2045.
“Perubahan teknologi, sosial, dan lingkungan sedang terjadi secara global. Apalagi, pandemi virus COVID-19 telah mendorong terjadinya perubahan struktural yang sangat cepat. Tuntutan dan cara bekerja pada masa depan akan jauh berbeda jika dibandingkan dengan hari ini. Kemampuan memecahkan masalah, kognitif, dan sosial akan menjadi semakin penting; kebutuhan keterampilan fisik akan semakin berkurang,” jelas Prof. Adrianus.
Untuk itu, menurut Prof Adrianus, semua lulusan harus memikirkan dua arah pengembangan diri, yaitu kompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi.
“Arah kompetensi generasi Indonesia menuju 2045 pada dua arah kompetensi, yaitu kompetensi dasar dan kompetensi holistik terintegrasi. Kompetensi dasar meliputi Kompetensi Keberagamaan (Religiosity Competence), Kompetensi Kewarganegaraan (Citizenship Competence), Kompetensi Keilmuan -Literasi Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Seni, dan Bahasa (IPTEKSB), Kompetensi Digital, Kompetensi Belajar untuk Belajar. Sementara kompetensi holistik terintegrasi terdiri dari Kompetensi untuk Hidup, Kompetensi untuk Kehidupan, dan Kompetensi untuk Penghidupan,” jelasnya.
Baca Juga: Implementasikan Kurikulum MBKM, 32 Dosen PGSD Unika Ruteng Ikut Workshop Kurikulum
Selanjutnya, narasumber terakhir, Prof. Zantermans Rajagukguk, S.H,. M.M menjelaskan "pengembangan pariwisata yang menjadi prioritas pembangunan dan pengembangan ekonomi memiliki kontribusi besar dalam menciptakan masyarakat yang inovatif, adaptif dan kolaboratif."
Untuk itu, ia mengajak para calon wisudawan untuk memanfaatkan peluang pengembangan pariwisata yang tengah gencar digalakkan pemerintah untuk menumbuhkan kemampuan inovatif, adaptif dan kolaboratif untuk masa depan diri dan bangsa yang lebih baik.
Pelaksanaan seminar hari ini memperlihatkan bahwa para peserta juga tampak aktif dan antusias mengikuti pemaparan materi dari awal hingga akhir kegiatan.
Setiap sesi pemaparan juga menyediakan sesi diskusi untuk mendalami materi dalam proses diskursif dan interaktif. (Red.pikiRindu)