Alasan Finlandia Menjadi Negara Dengan Sistem Pendidikan Terbaik
Gambar siswa lagi belajar (Sumber: pixabay.com) |
Penulis: Ricardus Jundu, Editor: Florida N. Kabut
pikiRindu - The Program for International Student Assessment (PISA) yang bekerja sama dengan Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) secara rutin memberikan informasi bahwa banyak negara yang tertinggal dalam pendidikan.
Sistem Pendidikan yang lemah memberikan dampak pada hasil dari pendidikan itu sendiri. Sistem pendidikan yang kuno menyebabkan pelaksanaan pendidikan di sekolah menjadi kaku dan sulit bergerak maju.
Namun, dunia pendidikan kita harus bergerak maju dengan cara melompot jauh ke depan. Hal ini terpaksa dilakukan agar pendidikan kita tidak ketinggalan jauh dari berbagai negara lainnya di dunia ini.
Kita harus memiliki rujukan yang jelas agar bisa menciptakan sistem pendidikan yang berkualitas. Rujukan tersebut bisa dari sistem pendidikan dari negara lain. Ssalah satu rujukannya adalah negara Finlandia.
Berikut alasan bagi kita merujuk pada Finlandia.
Baca Juga: Desain Pembelajaran Kekinian dan Kedisinian
Tanpa Test Standar
Finlandia memiliki alasan yang jelas tanpa tes karena mereka tidak menginginkan bahwa siswa belajar hanya semata-mata untuk lulus ujian. Lalu, guru sibuk dengan mempersiapkan siswa agar bisa lulus ujian.
Finlandia hanya memiliki Ujian Matrikulasi Nasional, yang merupakan tes sukarela untuk siswa di akhir sekolah menengah atas. Siswa dinilai berdasarkan individualnya dan sistem penilaian ditetapkan oleh guru. Kemajuan pelaksanaan pendidikannya dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, yang mengambil sampel kelompok di berbagai sekolah.
Standar Guru Tinggi
Di Finlandia, standar bagi guru ditetapkan sangat tinggi. Dengan demikian, tidak ada alasan untuk melakukan sistem penilaian yang ketat bagi guru. Dalam hal ini, guru secara sadar bahwa dia harus melakukan yang terbaik bagi siswanya untuk kemajuan pendidikan di negaranya. Persyaratan menjadi guru yaitu bergelar master dan sudah mengambil profesi keguruan.
Mengedepankan Kerja Sama Bukan Kompetisi
Dalam perjalanan sistem pendidikan di Finlandia lebih mengedepankan kerja sama dari pada kompetisi. Dalam hal ini pembentukan kepribadian siswa menjadi dominan karena bisa menghantarkan siswa pada tujuan dari pendidikan itu sendiri.
Hal Dasar Menjadi Prioritas
Sistem pendidikan kita cenderung mengutamakan ketercapaian hasil belajar melalui ujian atau ulangan sehingga siswa cenderung berusaha untuk mendapatkan nilai yang tinggi. Proses belajarnya bisa dengan cara yang singkat dengan menghafal dan belajar saat menjelang ujian.
Dalam hal ini kita lupa bahwa tujuan dari belajar itu kita bisa mengenal dengan baik makna dari apa yang dipelajari.
Finlandia lebih mengutamakan hal dasar dalam pelaksanaan pendidikannya dengan memperhatikan dengan lingkungan siswa dan belajar yang bahagia, harmonis, dan sehat serta tidak fokus pada nilai bagus atau tidak. Di Finlandia, mereka berupaya agar lingkungan sekolah menjadi tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar banyak hal.
Beberapa hal dasar itu antara lain; mengurangi ketimpangan sosial, menerima makanan gratis, akses pelayanan kesehatan, konseling, dan bimbingan individu.
Mulai sekolah di usia yang lebih tua
Di Finlandia, siswa bisa mulai sekolah di usia 7 tahun. Mereka mebiarkan anak-anak di bawah umur 7 tahun untuk menikmati hidupnya sebagai anak-anak. Hanya ada 9 tahun sekolah wajib yang harus diikuti oleh anak-anak di Finlandia. Setelah itu, di usia 16 tahun pilihannya opsional bagi siswa.
Untuk melanjutkan pendidikan ke universitas maka siswanya menempuh pendidikan di sekolah menengah atas selama tiga tahun agar bisa mengikuti ujian matrikulasi sehingga bisa diterima di universitas.
Siswa Masuk Sekolah Tidak Terlalu Cepat
Siswa di Finlandia biasanya mulai sekolah mulai pukul 09.00 – 09.45. Penelitian telah menunjukkan bahwa waktu mulai lebih awal merugikan kesejahteraan, kesehatan, dan kematangan siswa. Sekolah Finlandia dimulai tidak kepagian dan berakhir pada pukul 02:00 – 02:45. Mereka juga memiliki waktu istirahat yang lebih lama untuk bermain dan sebagainya.
Baca Juga: Orang Tua Harus Tahu Belajar Efektif Anak Dari Pandangan Slameto
Siswa Dibimbing Oleh Guru Yang Sama
Dalam proses pendampingan belajar siswa akan dilakukan oleh guru yang sama dan tidak menggunakan sistem gonta-ganti guru saat mempelajari topik belajar tertentu.
Suasana Lingkungan Belajar Lebih Santai
Siswa di Finlandia tidak diharapkan untuk stres karena belajar. Siswa biasanya hanya memiliki beberapa kelas sehari. Mereka memiliki beberapa kali untuk makan, menikmati kegiatan rekreasi dan umumnya hanya bersantai. Hal yang sama juga berlaku untuk guru agar bisa bersantai dan bersosialisasi. Siswa memiliki lebih sedikit pekerjaan rumah dan pekerjaan di luar yang dibutuhkan.
Siswa diharapkan menyelesaikan semua aktifitas belajarnya di sekolah sehingga tidak ada tekanan tambahan bagi siswa. Siswanya juga tidak khawatir tentang nilai yang tinggi atau rendah dan mereka hanya fokus pada belajar serta bertumbuh sebagai manusia. (Red.pikiRindu)
Penulis merupakan orang yang suka jalan-jalan di pedalaman Flores - NTT. Penulis juga penyuka karya sastra dan seni, pegiat usaha mikro yang bergerak di ekonomi kreatif-bisnis digital dengan nama usahanya Flores Corner Group (naiqu, cemilan santuy, dan JND desain), serta pengajar di Unika Santu Paulus Ruteng. Hasil tulisan penulis sudah banyak dipublikasikan di berbagai media cetak dan online.