Prosesi Iman di Kota Ruteng
Foto Prosesi Sakramen Maha Kudus (Sumber: Facebook Katedral Ruteng) |
Penulis: Paulus Ola Putra Hansen || Editor: Ricardus Jundu
PIKIRINDU.com- Hari ini, situasi kota Ruteng sangatlah sunyi. Orang berlalu-lalang ke sana ke mari tak tahu arah dan bunyi bising dari knalpot kendaraan roda dua maupun roda empat hampir tak terdengar. Mobilisasi masa mendadak terhenti. Situasi ini sangat berbeda dari hari sebelumnya.
Sementara itu, di Gereja Katedral St. Maria diangkat ke Surga dan St Yoseph umat berdatangan silih berganti memenuhi gereja. Tampak di atas altar suci ditakhtakan Sakramen Mahakudus. Tubuh Anak Domba Allah disemayamkan di dalam monstrat. Benar-benar menakjubkan.
Sabda yang menjadi manusia datang menyapa umatnya. Sebab kata-Nya, “ Akulah roti hidup, barang siapa datang kepada-Ku ia hidup selama-lamanya.” Di dalam gereja berbagai lagu pujian dinyanyikan untuk memuji kebesaran Yesus sang penyelamat.
Pesta iman ini diadakan untuk tujuh paroki di kota Ruteng dalam kurun waktu 9-10 Juni 2023. Sakramen Maha Kudus diarak dari gereja katedral menuju paroki St. Mikhael-Kumba. Selanjutnya, Gereja St. Fransiskus Asisi-Karot, Gereja Kristus Raja-Mbaumuku, Gereja Ekaristi Kudus- Ka Redong,Gereja St. Nikolaus Golo Dukal, Gereja St. Vitalis-Cewonikit dan berakhir di Gereja Katedral.
Salah satu keunikan di balik prosesi iman ini adalah kondisi cuaca yang terjadi pada 9 Juni 2023. Cuacanya sangat memprihatinkan. Kabut tebal memberi tanda seolah akan ada hujan yang sangat lebat. Maklum hujan sudah identik dengan kota ini.
Namun, sebuah mukjizat terjadi. Selama prosesi tidak terjadi hujan. Tampak jelas alam sedang memberi rasa hormat pada King of kings.
BACA JUGA:
* Bunda Maria: Teladan Mengikuti Yesus
* Keadilan Dan Tinjauan Realistis Tentang Kematian Brigadir Yosua
Bagi penulis sendiri hal ini sangat sulit dijelaskan. Satu-satunya penjelasan yakni kuasa sang Ilahi. Saat manusia melihatnya sebagai suatu kemustahilan Ia malah melumpuhkannya karena bagi-Nya tak ada yang mustahil.
Hal unik lain adalah antusiasme umat. Sekitar ribuan massa memadati jalan raya sambil merapalkan doa pada Mesias yang bertakhta. Sedangkan, di kalangan kaum terdidik mulai dari jenjang TK sampai perguruan tinggi memantapkan pagar betis demi menghormati Yesus. Situasinya juga sangat memukau saat kostum yang dikenakan terintegrasi dalam budaya. (Red.pikirindu)
Penulis merupakan seminaris Scalabrinian Ruteng